Senin, 04 November 2019

Menyusun Teks Cerita Fabel dengan Kata-Kata Sendiri

Setiap orang pada dasarnya memiliki naluri untuk bercerita. Pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, atau berita di berbagai media bisa menjadi bahan yang menarik untuk menulis teks cerita fabel. Namun, kita harus mampu mengolah cerita dengan menggunakan tokoh binatang. Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah struktur isi dan fitur bahasa. Keduanya penting agar kisah menarik yang kamu tulis benar-benar memenuhi syarat sebagai sebuah fabel. Menyusun teks cerita fabel harus sesuai dengan struktur teks cerita fabel, agar urutannya logis.

Agar lebih mudah menyusun teks cerita fabel, lakukanlah urutan pembuatan teks fabel seperti berikut ini. Amatilah perilaku binatang di sekitar, kemudian tentukan hal menarik yang diamati sehingga menjadi tema tulisan. Tema yang disarankan berkaitan dengan kebaikan yang dapat diambil dari perilaku binatang. Setelah menentukan tema buatlah kerangka teks cerita fabel yang terdiri atas struktur teksnya, yaitu orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Buatlah ide pokok atau gagasan yang ingin ditulis di dalam keempat bagian teks tersebut.

Hubungkan antara ide pokok pada setiap bagian itu dengan menggunakan kata sambung. Jika perlu, dapat membuat dan menambahkan kalimat lain sehingga teksmu menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Ketika menyusun teks berdasarkan hasil pengamatan itu, harus menerapkan unsur kebahasaan, seperti ejaan, pilihan kata, tanda baca, dan kalimat. Setelah berhasil menyusun teks cerita fabel, baca dan cermati lagi teks tersebut. Lengkapi kekurangan dan kesalahan yang terjadi.

1. Kerangka Teks
Struktur TeksTopik
Orientasi
  1. Di sebuah rumah hiduplah seekor kucing
  2. Setiap hari pekerjaanya tidur di bawah kolong meja.
Komplikasi
  1. Si kucing bertemu seekor kucing liar.
  2. Kucing belari bemain kerjar-kejaran
  3. Maming bertanya mengapa Memeng gerakannya lamban.
Resolusi
  1. Maming menawarkan bantuan kepada Memeng.
  2. Maming sengaja menabrak dari belakang.
  3. Memeng merasakan gerakannya menjadi lebih cepat.
  4. Memeng dapat mencari makan sendiri
Koda
  1. Memeng menjadi kucing yang rajin mencari makanan.
  2. Pemilik rumah merasa senang karena rumahnya menjadi aman

2. Fabel
Struktur TeksTopik
OrientasiDi sebuah rumah hiduplah seekor kucing. Kucing tersebut bernama Memeng. Memeng sudah lama tinggal di rumah tersebut. Memeng tinggal di rumah tersebut ketika pemilik rumah menemukan sang kucing di pinggir jalan.

Setiap hari pekerjaanya tidur di bawah kolong meja. Tubuhnya gemuk dan gerakannya lambat. Si kucing selalu menunggu pemilik rumah makan, lalu ketika pemilik rumah sedang makan si kucing akan bergelayutan di kaki pemilik rumah dengan harapan supaya diberi makanan.
KomplikasiPada suatu hari si kucing bermain di hutan belakang rumah, lalu ia bertemu seekor kucing liar bernama Maming. Mereka menjadi teman setelah pertemuan tersebut.

Pada hari berikutnya kedua kucing tersebut bertemu di tempat yang sama. Mereka bermain bersama, belari beemain kerjar-kejaran. Ketika bermain kejar-kejaran Memeng selalu kalah cepat dari Maming. Maming merasa heran mengapa temannya tersebut sangat lamban dan nafasnya juga ngos-ngosan.

Pada saat beristirahat setelah bermain Maming menanyakan kepada Memeng tentang gerakanya yang sangat lamban. Memeng menjawab gerakanya yang lambat disebabkan karena dirinya jarang mencari makanan sendiri. Ia hanya mengharapkan makanan pemberian dari pemilik rumah. Tubuhnya pun menjadi tambun dan gerakanya lambat.
ResolusiMaming menawarkan bantuan kepada Memeng cara agar gerakanya menjadi cepat dan tubuhnya menjadi ramping. Memeng dengan senang hati menerima tawaran tersebut, meskipun ia belum tahu bentuk bantuan yang akan diberikan temannya tersebut.

Keesokan harinya mereka bermain kejar-kejaran lagi, ketika Memeng berlari dengan lambat Maming sengaja menabrak dari belakang sehingga Memeng jatuh terjerembab mencium tanah. Mememeng marah dan langsung mengejar Maming, Maming menghindar dengan berlari sangat cepat. Kejar-kejaran terjadi berulang-ulang sampai hari menjelang sore. Keduanya kecapaian dan Memeng pulang dengan rasa dongkol dihatinya karena tidak dapat membalas tindakan Maming.

Pada hari berikutnya mereka berkejar-kejaran lagi seperti biasa. Namun ada perasaan heran dalam hati Memeng. Memeng merasakan gerakannya menjadi lebih cepat dari biasanya, dan sekarang ia bisa menyamai kecepatan lari Maming.

Pada saat beristirahat Memeng menceritakan perubahan pada dirinya kepada temannya tersebut. Maming hanya bisa tersenyum dan berkata itulah bantuan yang ia maksud. Tanpa disadari oleh Memeng ternyata ia telah belajar bagaimana cara berlari dengan cepat. Dengan gerakanya yang cepat tersebut Memeng dapat mencari makan sendiri dengan menangkap tikus yang ada di rumah.
KodaAkhirnya Memeng menjadi kucing yang rajin mencari makanan, ia tidak bergantung lagi terhadap belas kasihan pemilik rumah. Pemilik rumah juga merasa senang karena tikus-tikus yang berkeliaran di rumah sekarang tidak tampak lagi.